Dulunya,desa di bagian utara, sekitar 60 kilo meter dari Wanggudu, Ibukota Konawe Utara ibarat “surga”. “Penduduknya belum banyak, sumber kehidupan berlimpah,” kata Sitti Aminah (40 th). Ia mengisahkan situasi desa itu sampai akhir tahun 1980-an. “Di sini banyak buah nangka, sirsak dan lain-lain. Dulu, juga banyak berbagai jenis rotan yang hidup di pinggir sungai ini,” lanjutnya, sambil menunjuk pesisir sungai Lalindu. “Sekarang jalan berkilo-kilopun, tak dapat dijumpai lagi rotan itu. Mungkin masih ada di sekitar hulu sungai ini, tapi masuk dalam kawasan hutan lindung” sambungnya. Hutan sudah ditebangi, ada yang jadi kebun ada yang ditelantarkan, macam-macamlah,” sambung Aminah, warga yang tinggal di pesisir sungai Lalindu, desa Sambandete, kecamatan Asera-Konawe Utara (Konut). Orang cenderung menengok ke belakang menemui hal-hal yang menyenangkan. Kalau dihadirkan lagi, mampu membuat orang tersenyum sendirian, sebelum secara perlahan menjadi getir ketika kembali menemui kenyataa...