Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 4, 2009

Izin Tambang Melimpah, Sumber Air Terancam

Selain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sifatnya hanya berlangsung sepanjang perusahaan itu berjalan, penambangan di daerah terbuka membawa dampak lain yakni berkurangnya debit air di wilayah sekitar dan ini akan menimbulkan efek domino lain terhadap warga, satwa liar dan hutan. Dengan luas wilayah daratan sekitar 248.871 hektar, kabupaten Buton menjadi incaran perusahaan-perusahaan tambang. Aspal Buton menjadi primadona dan dikenal sebagai salahsatu aspal terbaik di dunia karena kemampuannya bertahan dalam kondisi cuaca apa-pun. Pengelolaan aspal telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu namun tak berkembang baik. Kemudian pada tahun 2003, eksplorasi besar-besaran tambang aspal buton dimulai lagi. Pada tahun 2007, produksi aspal Buton mencapai 21.500 ton. Artinya, bahan tambang ini naik 77,73 %, bila dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya mencapai 12.096,66 ton. Jika diperhatikan perkembangannya, terlihat bahwa produksi aspal semenjak tahun 1997 hingga tahun 2004 me-ngalami fl

DAS Konaweha Akan Mengalir Sampai Kapan?

Gambar
Dulunya,desa di bagian utara, sekitar 60 kilo meter dari Wanggudu, Ibukota Konawe Utara ibarat “surga”. “Penduduknya belum banyak, sumber kehidupan berlimpah,” kata Sitti Aminah (40 th). Ia mengisahkan situasi desa itu sampai akhir tahun 1980-an. “Di sini banyak buah nangka, sirsak dan lain-lain. Dulu, juga banyak berbagai jenis rotan yang hidup di pinggir sungai ini,” lanjutnya, sambil menunjuk pesisir sungai Lalindu. “Sekarang jalan berkilo-kilopun, tak dapat dijumpai lagi rotan itu. Mungkin masih ada di sekitar hulu sungai ini, tapi masuk dalam kawasan hutan lindung” sambungnya. Hutan sudah ditebangi, ada yang jadi kebun ada yang ditelantarkan, macam-macamlah,” sambung Aminah, warga yang tinggal di pesisir sungai Lalindu, desa Sambandete, kecamatan Asera-Konawe Utara (Konut). Orang cenderung menengok ke belakang menemui hal-hal yang menyenangkan. Kalau dihadirkan lagi, mampu membuat orang tersenyum sendirian, sebelum secara perlahan menjadi getir ketika kembali menemui kenyataa